Oleh: Evi Nurmalasari, S.Si.
Pendahuluan
Tahun 2011 baru saja kita tapaki. Ada sebuah momen besar yang kita, seluruh orang tua murid SDIT AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH Bandung, akan jelang, yaitu UASBN yang Insya Allah akan kita jelang sekira Akhir Mei 2011. Ya, moment UASBN ini nyatanya menjadi momen yang amat penting bagi kita, karena UASBN tahun ajaran 2010/2011 ini adalah UASBN yang akan meluluskan angkatan pertama. Jika untuk SD yang lain sudah biasa melewati momen ini, maka untuk kami hal ini menjadi luar biasa, karena akan menjadi tolak ukur keberhasilan sistem pendidikan dan pengajaran yang dilakukan oleh kita, orang tua dan Guru di SDIT AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH Bandung.
Saya, meskipun bukan orang tua dari kelas VI yang hendak bertempur mendatang, Ikut deg-degan juga.. karena dengan kurikukum yang berbeda, dan beberapa muatan lokal yang ada di SDIT AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH Bandung, saya berharap, mungkin sama seperti harapan orang tua lainnya, anak-anak kita mampu melampaui Standar Kompetensi Lulusan yang ditetapkan oleh DIKNAS dengan Nilai yang memuaskan, Amiin….
Oleh karenanya, Pada kesempatan ini saya ingin berbagi beberapa Hal, berdasarkan pengetahuan saya yang sangat sedikit. Namun senang sekali jika tulisan sederhana in dapat bermanfaat untuk para orang tua yang membutuhkannya.
Beberapa Hal yang mungkin bisa kita persiapkan untuk menghadapi UASBN angkatan pertama ini di antaranya:
1. Mengenal Standar Kompetensi Lulusan (SKL ) SD
2. Trik dalam Menemani anak kita Belajar
3. Mempersiapkan Anak Ujian
4. Menentukan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Kita Mulai saja….
1. Mengenal Standar Kompetensi Lulusan (SKL ) SD
Standar Kompetensi Lulusan (SKL ) adalah Kompetensi minimal yang harus dikuasi oleh peserta didik (anak-anak kita yang akan UASBN nanti). Kompetensi ini ditentukan berdasarkan pencapaian pada kurikulum yang dipakai sekarang ini, yaitu kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) tahun 2004. Soal-soal yang akan diujikan pada UASBN adalah berdasarkan pada kisi-kisi SKL.
Dari wacana di atas, maka kita sebagai orang tua hendaknya tidak lepas tangan, menyerahkan pencapaian UASBN kepada Guru yang ada di sekolah atau kepada Bimbingan Belajar tempat anak kita mengasah kemampuan mengerjaka soal, tetapi kita juga perlu mengetahui SKL yang telah ditetapkan oleh DIKNAS, agar kita dapat bersama-sama mempersiapkan anak kita untuk mempunyai kompetensi (kemampuan) yang telah distandarkan oleh SKL tersebut. Atau jika kita sudah mempercayakan kepada Guru sekolah atau Guru Bimbelnya, minimal kita bisa mengecek apakah kemampuan anak kita sudah melampaui SKL.
Untuk membantu Bapak/ Ibu Orang Tua Murid kelas VI SDIT AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH Bandung, maka saya telah mendownloadkan SKL yang harus dilampaui oleh anak-anak kita nanti saat UASBN dengan File terlampir : SKL-UASBN-SD-2010-Permen-74-Tahun-2009.pdf .
Tak Kalah pentingnya, Untuk menambah pengetahuan kita tentang apa saja yang harus dicapai oleh anak-anak kita selama di sekolah dasar berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang telah digariskan oleh pemerintah dalam hal ini DIKNAS maka saya sertakan juga File SKKD SD terlampir.
Mudah-mudahan dengan mengetahui hal-hal diatas, maka kita sebagai orang tua, semakin faham kemampuan apa saja yang harus dicapai oleh anak-anak kita selama duduk di sekolah dasar ini. Sehingga akan semakin memudahkan kita menemukan cara dalam menemani perkembangan anak-anak kita untuk mencapai kompetensinya.
2. Menemani anak kita Belajar
Saat menemani anak belajar, Sebagai orang tua, kita harus selalu belajar menjadi orang tua yang bijaksana, yaitu menemani belajar dengan cara yang paling sesuai dengan keunikan anak. Sebab itu sangat penting bagi kita untuk mengetahui kebutuhan anak pada setiap tahap perkembangannya.
Belajar adalah proses yang aktif dimana seorang anak berinteraksi dengan lingkungannya untuk memecahkan atau mengatasi persoalannya. Anak bereksplorasi dan menjelajahi dunianya untuk menemukan pengetahuan demi pengetahuan. Pada awalnya proses berpikir anak sangat sederhana. Namun, semakin lama semakin kompleks.
Tugas guru dan orang tua bukanlah memberikan pengetahuan kepada anak, melainkan mencarikan, menunjukkan atau memberikan saran yang merangsang minat anak untuk menemukan pengetahuan guna memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Tugas ini kelihatannya sederhana, namun sesungguhnya bukanlah tugas yang mudah.
Jadi tidak ada cara atau metode yang lebih baik yang sesuai untuk semua anak. Metode tertentu sesuai untuk anak 3 tahun, namun tidak tepat untuk remaja. Dengan demikian, kita perlu mencermati metode belajar yang sesuai untuk setiap tahap perkembangan anak.
Dalam belajar banyak faktor untuk menunjang keberhasilan dari hasil pembelajaran. Di antaranya adalah : kurikulum yang digunakan, strategi pembelajaran, metode, bagaimana kita menyampaikan pelajaran, media pembelajaran dan lain-lainnya. Meskipun dari semua sistem tersebut tak kalah penting adalah kita memahami gaya belajar setiap individu anak didiknya.
Sudah sangat wajar dan kewajiban orang tua dan guru adalah untuk membantu anak-anak melewati masa kanak-kanaknya. Dengan membimbing mereka menjadi lebih mandiri dan belajar bertanggung jawab dalam proses pembelajaran. Oleh karena gaya belajar anak berbeda-beda antara anak yang satu dengan anak yang lainnya. Ada baiknya orang tua mampu memahami gaya belajar anak dengan bijak. Gaya belajar anak lazimnya ada 3 (tiga) tipe :
1. Gaya belajar Visual, yaitu dalam proses pembelajaran seorang anak harus melihat, memperhatikan dan menyimak dengan seksama materi pembelajaran yang disampaikan guru.
2. Gaya belajar Auditori, yaitu pembelajaran seorang anak dengan cara mendengarkan saja materi pembelajaran dari gurunya. Terkadang si anak sambil melakukan kegiatan yang lain pun tetap bisa memahami apa yang disampaikan oleh guru.
3. Gaya belajar Kinestetik, yaitu dalam proses pembelajaran seorang anak harus benar-benar merasakan, menyentuh dan mempraktekkan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Dan untuk setiap anak bisa jadi tidak hanya memiliki 1 (satu) tipe gaya belajar. Ada yang 2 (dua)tipe bahkan ketiganya. Selanjutnya ada baiknya dikonsultasikan pula kepada guru BK di sekolahnya. Sehingga jika pun ada masalah lain, bisa segera dibantu dengan cepat. Bukankah hal yang paling menyenangkan bagi seorang guru atau pun orang tua adalah ketika kita bisa membantu melepaskan kesulitan apapun yang dialami oleh anak-anak kita ?
Hal yang paling penting adalah membiasakan anak belajar dan menciptakan lingkungan yang kondusif saat anak belajar dengan tidak memecah konsentrasinya. Saat memasuki usia SD anak harus tahu tempat belajarnya. Waktu dan durasi belajar sesuai dengan karakter anak dan sifat pelajarannya. Pada tahap awal kita bisa memintanya duduk di meja belajar selama 10 menit lalu tambah waktunya atau ketika anak belajar pelajaran yang menurutnya cukup sulit, anak bisa beristirahat sejenak sebelum melanjutkannya kembali.
3. Mempersiapkan Anak Ujian
Akar psikolog perkembangan dan pendidikan anak, Prof Dr Fawzia Aswin Hadis, Msi, mendefinisikan ujian sebagai penilaian periodik untuk mengukur sejauh mana anak memahami materi pelajaran yang diajarkan melalui soal-soal yang diberikan. Jika anak bisa menyerap materi pelajaran sebanyak 60 persen ke atas, artinya anak cukup memahami pelajaran yang diberikan.
Memang diperlukan porsi belajar yang lebih besar ketika anak menghadapi ujian, seperti ujian per semester atau kenaikan kelas, sehingga anak perlu persiapan. Jika anak terbiasa belajar setiap hari, ujian bisa dihadapi dengan ringan.
Karena ujian merupakan akumulasi dari materi yang dipelajari selama setengah atau satu semester, maka anak perlu kembali mempelajari materi dan mencari solusi jika ada bagian yang sulit dipahami. Orangtua berperan mengontrol kegiatan belajar anak setiap hari, memberikan nutrisi yang seimbang, dan istirahat yang cukup.
Saat menjelang ujian, hindari meniadakan waktu bermain anak, namun berikan pembatasan sesuai kondisinya. Jadikan bermain sebagai bentuk metode anak belajar secara praktik.
Ujian merupakan wadah mengukur kemampuan anak menghadapi permasalahan di sekolah. Sebelum orangtua membantu anak menghadapi ujian sebaiknya tetapkan dulu tujuannya.
Dengan menetapkan prioritas dan harapan, orangtua bisa mendiskusikannya kepada anak. Orangtua bisa menaruh harapan dengan menjelaskan tujuan akhir seperti untuk anak kelas 6 SD, seperti ''Mama ingin kamu mendapat nilai baik agar bisa lebih mudah masuk sekolah negeri! “
Untuk anak usia awal SD orangtua juga sebaiknya memberikan pengertian dan penjelasan secara spesifik pada anak tujuan diadakannya ujian dan manfaat anak belajar serta mempersiapkan diri sebelum ujian.
Bukan Harga Mati
Perlu diingat oleh kita semua sebagai orang tua, bahwa, tinggi rendahnya nilai ujian bukanlah harga mati untuk menilai kecerdasan si anak. "Cerdas tak hanya dinilai dari cerdas scholastic, tapi bisa diartikan lebih luas seperti multiple intelligences,"
Saat menghadapi ujian anak juga harus diperkenalkan cara-cara mudah untuk memahami materi, misalnya dengan membuat ringkasan atau menggunakan mind maping. Juga perhatikan rentang kemampuan konsentrasi anak saat belajar.
Jika kemampuannya terbatas, sebaiknya anak mencicil materi per paragraf kemudian minta dia mengulas kembali dengan menggunakan bahasanya. Anak jangan dituntut untuk menghapal saja, namun mengerti dan memahami materi yang dibacanya.
"Jika anak salah memahami, segeralah koreksi agar anak tidak memiliki konsep yang salah, sehingga tidak terbawa saat ujian nanti”.
4. Menentukan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Untuk para orang tua Siswa Kelas VI SDIT AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH, tentu saja saat ini sedang atau sudah menentukan SMP yang akan dipilih sebagai tempat untuk melanjutkan pendidikan anak-anak kita ke jenjang selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar